Cari

Abdul Hamid

Abdul Hamid
veteran dari kroya

Ponaryo

Ponaryo
tukang becak

Anak Jalanan

Anak Jalanan
Pengiba Rupiah

Wanti

Wanti
tukang jamu gendong

Bermain Sambil Bekerja

Senin, 09 Agustus 2010


Cari sampah sekalian main, pak. Nggak terasa, dapat duit.
– Ujang, Pemulung, Cinangka –


Biasanya aku melihat bocah ini sedang bermain di sekitar lingkungan rumahku di Anyer. Tapi kali ini mereka berdua agak berbeda. Aku penasaran dengan karung yang digendongnya. Apa isinya?
“Cari apa kamu?” aku bertanya kepada Ujang, salah satu dari bocah itu karena aku tahu, bocah yang satunya lagi bisu (tuna wicara).
“Sampah, pak.” Jawabnya
“Sampah apa saja? Lalu dijual kemana?”
“Plastik atau kardus, pak. Dijual di lapak, pak”
“Lapak limbahnya dimana?”
“Dekat pak, baru seminggu, pak. Makanya kita sekarang cari sampah biar dapat duit, pak.”
“Tapi kalian tetap sekolah, kan?” tanyaku.
“Tetap, pak. Kita tetap sekolah, tapi pulang sekolah, cari sampah.” Jawabnya.
“Jadi nggak sempat main dong.”
“Kan, cari sampah sekalian main, pak. Nggak terasa, dapat duit.” Jawaban yang tak kuduga.
“Baguslah kalau begitu. Semoga dapat banyak deh kalian!” doaku untuk mereka.
Sambil main, merekapun mencari uang. Ini patut kita contoh. Seorang anak kecil saja bisa bermain sambil bekerja. Asal jangan terbalik menerapkannya, bekerja sambil bermain. Seperti yang pernah aku lihat di beberapa kantor. Ada beberapa pegawai yang sibuk menyelesaikan solitaire di komputer kantornya, saat jam kerja masih berlangsung.
Ada saja peluang usaha yang bisa kita dapatkan asal kita mau melakukan. Ya, intinya adalah mau melakukan. Tidak semua anak Indonesia mau menjadi pemulung sampah dari rumah ke rumah. Tapi bagi kedua bocah itu, yang penting mereka bisa mendapatkan uang dari hasil kerja keras mereka. Mudah sekali bagi Tuhan dalam memberikan jalan bagi hambanya untuk mendapatkan rezeki. Tinggal kita sendiri, mau atau tidak menjalaninya. 

3 komentar:

Anonim mengatakan...

anak - anak bangasa yang seharusnya ada di bangku sekolah, bermain dengan teman - temanya. mala kerja sambilan untuk menamba uang saku, menyenangkan tp jugak kasian, haruse ada gelak tawa dan canda ria..... kapan ya para oknum to bisa belajar dr anak - anak itu.wong sekarang mereka pada deseng main dalam pekerjaan.
mainan uang, mainan hati rakyat ada juga yang mainan amanah rakyat. yak bok jadi oknum tu eleng ma yang di wakili..... kiro - kiro lek dia jadi miskin ....apa ya yng terjadi.....kasian ya para wakil rakyat itu mereka miskin hati......apa oabateeeee lek ada yang tau

13 Desember 2010 pukul 21.13
masud mengatakan...

Ya mememang...tekadang sebagai seorang anak yang terlahir dari orang yg kurang mampu sangat terbatas sekali untuk mendapatkan uang..tapi disitulah awal pembelajaran seorang anak untuk mendapatkan uang....akhirnya berpikir untuk mendapatkan uang...caraya ya bekerja sesuai dengan kemmpuan seorang anak.....yang bisa dilakukan adalah menjaul koran....mmemungut barang bekas yg bisa di jual,....tapi ngamen sambil main musik

18 Desember 2010 pukul 00.53
ade miftah mengatakan...

anak-anak seperti mereka seharunya sekarang bisa menerima pelajaran di sekolah, sungguh miris dengan keadaan di negara ini!

23 September 2012 pukul 11.13

Posting Komentar

 

2009 ·guru kehidupan by TNB